Mendoan adalah salah satu dari beberapa nama makanan khas yang berasal dari Kabupaten Banyumas atau lebih familiar orang mengatakan kota Purwokerto. Selain mendoan tempe, banyak si makanan khas dari daerah ini. Tapi saya akan ngomongin mendoan saja karena topiknya mendoan. Siapa si orang Banyumas yang tidak tahu mendoan, tentunya semua sudah tahu dan bahkan paham betul. Jangankan orang Banyumas, Mendoan ini makanan yang sudah dikenal dunia dan sudah di akui menjadi warisan budaya tak berbenda. Berbicara makanan cemilan mendoan, harus juga menyertakan turunanya yaitu kripik. Kripik ya sejenis dengan mendoan cuma kalau kripik itu mendoan yang digoreng sampai kering. Dua nama makanan inilah yang menjadi filosofi hidup orang Banyumas.
Kedua camilan ini dipandang bisa merepresentasikan sifat orang Banyumas, yang fleksibel dan mudah beradaptasi seperti lemasnya mendoan. Atau dalam keadaan terdesak bisa berubah kaku layaknya keripik. Bahkan, jika terpaksa berselisih, orang Banyumas rela diajak remuk berbarengan
Sejarah mendoan
Tempe mendoan merupakan makanan hasil peragian atau fermentasi dari kacang kedelai. Berbeda dengan tempe biasa, bahan mentah tempe mendoan cenderung lebih tipis dan lebar. Sejarah mendoan bersamaan dengan kehadiran kedelai yang diusung orang Asia Tengah saat bermigrasi ke Asia Tenggara pada beberapa abad lampau. Setelah menjadi makanan masyarakat sejak lama, tempe mendoan mulai dilirik dan dikelola menjadi bisnis dalam dunia pariwisata Banyumas pada awal 1960-an.
Arti Kata Mendoan
Nah, penamaan mendoan juga menggambarkan bagaimana teknik memasak camilan ini. Dalam bahasa Banyumasan, mendo berarti setengah matang atau lembek. Berarti, mendoan berasal dari hasil gorengan setengah matang. Istilah mendoan juga berlaku untuk makanan lain, seperti tahu mendoan. Mengapa tempe mendoan digoreng setengah matang karena dahulu camilan ini masuk kategori olahan cepat saji. Mempersingkat waktu pembuatan dipandang efektif sehingga makanan cepat matang. Orang pun bisa segera menikmati makanan tersebut.Meskipun terlihat sederhana, butuh trik jitu agar kamu bisa memperoleh mendoan setengah matang yang pas. Rata-rata menggoreng mendoan cuma butuh waktu 3-4 menit saja. Hasilnya, mendoan tidak terlalu renyah, terlihat mengkilap karena berminyak, tetapi teksturnya lembut saat digigit. Mendoan emang lebih enak disantap selagi hangat, paling pas pakai cabai rawit hijau atau sambal kecap. Selain menjadi camilan, mendoan juga jadi teman makan makanan berkuah seperti Sroto Sokaraja yang populer di Banyumas
Mendoan Ada di Mana SajaBerdasarkan sejarah tempe mendoan yang populer di wilayah Karesidenan Banyumas, kamu tentu bisa menjumpai camilan ini dengan mudah di daerah tersebut. Termasuk di dalamnya adalah Purwokerto, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga. Jika kamu singgah di Purwokerto, tempat terbaik untuk mencicipi tempe mendoan adalah di Sawangan Kedungwuluh, Sawangan. Selain membeli tempe mendoan, kamu juga dapat membawa pulang oleh-oleh khas Banyumas, lainya.
Di Wonosobo, ada tempe kemul yang bentuk menyerupai tempe mendoan. Kalau diamati lebih dekat, tempe kemul agaknya digoreng sedikit lebih lama daripada tempe mendoan. Hasil akhirnya, tempe yang berwarna sedikit kuning kecokelatan dan tidak terlalu lembek seperti mendoan. Di luar wilayah Banyumas, tempe mendoan mudah dijumpai dijajakan di gerobak gorengan atau warung khusus makanan gorengan, angkringan, hingga rumah makan khas Jawa. Bahkan, ada pula usaha waralaba alias franchise tempe mendoan.
Ini membuktikan bagaimana tempe mendoan sudah jadi bagian dalam santapan sehari-hari orang Indonesia. Bisa sebagai camilan sore yang nikmat dimakan selagi hangat dan dicocol sambal kecap, atau makanan pendamping aneka masakan tradisional lainnya.
Mendoan sekarang sudah terlalu banyak menyimpang dari yang asli.
BalasHapusSehingga rasa khasnya sudah tidak dijumpai lagi. Sensasi mendoan ketika dimakan sulit ditemui saat ini.
Apalagi varian baru produk otak-atik yang sudah jauh dari ciri khas mendoan sebenarnya.
Mendoan sekarang sudah terlalu banyak menyimpang dari yang asli, benar sekali. tepungnya terigu, aslinya tepung beras, lalu racikan bumbunya juga sudah beda dengan aslinya.
HapusIya benar sekali, ya karena bahan yang mudah dan cepat di cari terutama tepung, padahal tepung itu bahan utamanya, sementara yg tersedia tepung terigu, ya mendoanya pakai tepung terigu jika yang asli pakainya tepung beras. kemudian racikan bumbunya juga beda dengan yang asli
BalasHapusYa, kami tidak mengalami zaman mendoan asli, yang sekarang hanya warisan, di belokan atau tidak ya tidak paham. Resep yang di tulis sepertinya semua sama. Jika ada yang paham resep as;linya bisa di bantu komentarnya, terima kasih.
BalasHapus